GERBANG PERTAMA
ceritcit sekawanan burung
terdengar nyaring dari rindang dedaun
merdu menghibur perjalananku
kabut lembut merangkul senyum
turut bahagia menuju tempat baru
o, senyum matahari
di gerbang pertama
Lamongan, Februari 2019
KARENA TEKAD
tak terkira betapa mesra alam
dalam perjalanan
jalan lubang
tak menjadi penghalang
rintik hujan
tak menjadi ujian
mata layu
tak manja merayu
aku tegak masuk
di alam penuh pesona
Lamongan, Februari 2019
SENAM IRAMA
pagi pertama
diiring musik ceria
olahraga dan olahrasa
menjadi sajian gembira
kala embun belum kering sempurna
derap kaki
gerak badan
bergoyang seirama
peluh kepuasan
sehat terasakan
berpuluh wajah
tersenyum riang
Lamongan, Februari 2019
SEKUNTUM BUNGA
ada yang tertinggal
di setapak jalanku
sekuntum bunga layu
tak sempat mekar
tak menyerbak wangi
di pelataran sebuah ruang
aku kembali memutar waktu
kubelai iba
kusiram manja
bunga-bunga
kembali segar
memandang matahari
jelang siang
Lamongan, Februari 2019
TERIMA KASIHKU
:buat
SMKN 1 Lamongan
Terima kasihku padamu
telah menyambutku
di pelabuhan baru
meski tanpa ombak
air tenang itu
cukup menghanyutkan diriku
menyatu bersamamu
kukingat selalu
uluran tangan penyambutanmu
meski tanpa kalungan bunga
semerbaknya telah memabukkan rinduku
gembira bersama mekarmu
mimpiku kaubawa
ke alam nyata
Lamongan, Februari 2019
Ahmad Zaini, lahir di Lamongan, 7 Mei 1976. Beberapa
puisi dan cerpennya pernah dimuat di berbagai media massa. Penulis yang baru
saja meluncurkan buku kumpulan cerpen Tadarus Hujan ini berdomisili di
Wanar, Pucuk, Lamongan.