Jika Kau Bukan Anak Raja, Juga Bukan Anak Ulama Besar, maka Menulislah

Kamis, 07 Maret 2019

Puisi-Puisi di Jawa Pos grup (Radar Bojonegoro), 24 Februari 2019


GERBANG PERTAMA

ceritcit sekawanan burung
terdengar nyaring dari rindang dedaun
merdu menghibur perjalananku

kabut lembut merangkul senyum
turut bahagia menuju tempat baru

o, senyum matahari
di gerbang pertama

Lamongan, Februari 2019

KARENA TEKAD

tak terkira betapa mesra alam
dalam perjalanan
jalan lubang
tak menjadi penghalang
rintik hujan
tak menjadi ujian
mata layu
tak manja merayu 

aku tegak masuk
di alam penuh pesona

Lamongan, Februari 2019

SENAM IRAMA

pagi pertama
diiring musik ceria
olahraga dan olahrasa
menjadi sajian gembira
kala embun belum kering sempurna

derap kaki
gerak badan
bergoyang seirama

peluh kepuasan
sehat terasakan
berpuluh wajah
tersenyum riang

Lamongan, Februari 2019


SEKUNTUM BUNGA

ada yang tertinggal
di setapak jalanku
sekuntum bunga layu
tak sempat mekar
tak menyerbak wangi
di pelataran sebuah ruang

aku kembali memutar waktu
kubelai iba
kusiram manja

bunga-bunga
kembali segar
memandang matahari
jelang siang

Lamongan, Februari 2019

TERIMA KASIHKU
       :buat SMKN 1 Lamongan

Terima kasihku padamu
telah menyambutku
di pelabuhan baru

meski tanpa ombak
air tenang itu
cukup menghanyutkan diriku
menyatu bersamamu

kukingat selalu
uluran tangan penyambutanmu

meski tanpa kalungan bunga
semerbaknya telah memabukkan rinduku
gembira bersama mekarmu

mimpiku kaubawa
ke alam nyata

Lamongan, Februari 2019


Ahmad Zaini, lahir di Lamongan, 7 Mei 1976. Beberapa puisi dan cerpennya pernah dimuat di berbagai media massa. Penulis yang baru saja meluncurkan buku kumpulan cerpen Tadarus Hujan ini berdomisili di Wanar, Pucuk, Lamongan.