Jika Kau Bukan Anak Raja, Juga Bukan Anak Ulama Besar, maka Menulislah

Minggu, 27 November 2011

Puisi Balada

NYANYIAN ANGSA
karya W.S Rendra
Majikan rumah pelacuran berkata kepadanya:
“Sudah dua minggu kamu berbaring.
Sakitmu makin menjadi.

Minggu, 20 November 2011

Kesal

Kesal

Kutumpahkan kesal
Di luas samudra
Kubiarkan terlarung
Digulung gelombang

Aku ingin tanggalkan kesal
Berenang di laut lepas
Bercumbu dengan laut biru

Lamongan, 21 November 2011

Rabu, 16 November 2011

Doa Malam Ketujuh

Doa Malam Ketujuh
Cerpen Ahmad Zaini*

Kumandang lantunan doa bergema dari rumah Yasak. Suara ratusan orang yang berjejal di rumah berbahan dari bambu itu berebut khusuk menembus celah-selah dinding rumah yang sudah lapuk. Tangis isak serta linangan air mata terus mengalir dari para pelantun doa. Mereka sibuk mengusap air mata dengan ujung baju atau dengan sarung untuk menahan air mata bening yang terus mengalir. Doa-doa terus bergema diiring hembusan angin rawa yang menembus celah dinding-dinding rumah.

Minggu, 13 November 2011

Kisah dari Dangau Tua

Kisah dari Dangau Tua
Cerpen karya Ahmad Zaini*

Dangau reyot di pinggir sawah mengernyit ketika angin sore berhembus kencang menerpanya. Atap jerami terburai tak kuasa menahan hembusannya yang semakin kencang. Tiang penyangga yang tak tegak rela menahan beban atapnya walau tiang itu tertanam di liat dan terendam air yang keruh.

Kabar dari Gaza

Kabar dari Gaza
Cerpen karya Ahmad Zaini*

“Kapal Mavi Marmara yang mengangkut para relawan kemanusiaan ke Gaza ditembaki para tentara zionis Israil. Sebelas di antaranya adalah Relawan dari Indonesia.”
Suara reporter yang mengabarkan situasi di laut Gaza masih terngiang jelas di telingaku. Ia mewartakan kebiadaban tentara Israil yang menembaki relawan yang ingin membantu saudara seagama yang sedang berjuang melawan kesewenang-wenangan pemerintah Israil.

Sabtu, 12 November 2011

Kecup Mimpi

Betapa tarasa mimpi itu
melekat dalam anganku
senyum tak lelah lalu mendaratkan
kecupan lembut menusuk kalbu

betapa terasa
hingga panggi menjemput
belai kasihmu merayu hati

akar meranggas
tak menyurutkan rasa itu
kokoh menancap di setiap
hembusan napas

akankah bayangan-bayangan mimpi
kelak muncul di siangku

sekilas wajah beku
memandang lalu
menangis tersedu
berderai air mata pilu

24 September 2011

Demoralisasi Pelajar

Demoralisasi Pelajar
Oleh Ahmad Zaini, S.Pd.*

Dunia pendidikan menorehkan catatan hitam dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Perilaku para pelajar sebagai anak didik di sekolah telah membuat ulah. Rentetan kejadian negatif yang melibatkan kaum pelajar telah menghiasi berbagai media pemberitaan nasional baik media cetak maupun media elektronika. Aksi tawuran pelajar, rekaman video mesum yang pelakunya adalah pelajar serta kejadian-kejadian lain yang membat resah kalangan orang tua dan pendidik di Indonesia selalu menjadi headline berita..
Peringatan Sumpah Pemuda sebagai Momen Cinta Bahasa Indonesia


Oleh A. Zaini, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia
SMA Radulatul Muta'allimin Babat Lamongan
ilazen@yahoo.co.id.

"Kami putra-putri Indonesia mengaku bertanah air satu,  tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan,bahasa Indonesia"

Gema pembacaan ikrar sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 silam, seakan masih terngiang di telinga kita sebagai generasi penerus bangsa. Jika kita menengok sejarah terjadinya peristiwa sebagai momen bangkitnya semangat perjuangan yang bersifat nasional yang kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda maka kita akan ingat sebuah semangat nasionalisme yang membara dari para pemuda saat itu.

Jumat, 11 November 2011

Air Mata di Atas Lapak

Cerpen karya Ahmad Zaini*

Bekas-bekas lapak dagangan berserakan di sekitar bongkaran pasar. Papan, usuk, balok, serta bekas atap lapak porak poranda tak tentu arah. Gundukan-gundukan barang dagangan masih tercecer di setiap sudut bekas tempat jualan para pedagang. Puluhan aparat keamanan terlihat berlalu-lalang mengantisipasi agar tidak ada gerakan warga atau para pedagang yang ingin menggagalkan pembongkaran pasar yang sudah dilegalkan atau diprogramkan oleh pemerintahan setempat.

SUNTIK MATI


Cerpen karya Ahmad Zaini

Kipas angin di ruang rawat inap rumah sakit itu terus berputar. Hembusan angin dari kipas itu sedikit menghilangkan rasa gerah. Satu persatu butiran-butiran keringat lenyap dari tubuh Samsul yang tampak kecapekan. Sementara mata sayunya terasa ingin saja terlelap lantaran sudah lima bulan ini dia selalu begadang dan jarang tidur untuk menjaga anak sulungnya yang terbaring di ranjang perawatan. Anaknya meregang nyawa sejak peristiwa kecelakan yang menewaskan pacarnya.