Pemuda Ideal Era Milenial
Ahmad Zaini*
Besok bangsa Indonesia akan memperingati hari Sumpah
Pemuda. Hari bersejarah buat bangsa ini terutama bagi pemuda. Tepatnya pada
tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda dari berbagai latar belakang suku, agama,
ras, dan golongan berikrar tentang cinta tanah air, bangsa, dan bahasa
Indonesia. Sudah 91 tahun usia janji setia yang mereka ikrarkan. Selama itu
pula kita telah merasakan peran pemuda dalam memajukan kehidupan berbangsa, bernegara,
dan beragama.
Namun, perkembangan pemuda dari generasi ke generasi
rupanya telah mengalami perubahan. Terjadi pergeseran budaya, cara pandang, dan
sikap antara generasi muda kala itu dengan generasi muda masa kini. Kita dibuat
’gemas’ oleh sikap dan perilaku mereka. Kita berharap-harap cemas pada
keberadaan pemuda saat ini.
Bangsa ini membutuhkan pemuda yang ideal. Pemuda yang
memunyai kualitas tinggi. Pemuda yang mampu mengemban amanat sebagai sosok yang
berperan dalam kemajuan dan kemaslahatan ummat.
Selain rasa cinta tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia
sebagai wujud rasa nasionalismenya, pemuda juga harus memiliki tiga kualitas
lainnya. Yakni, kualitas keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kualitas ilmu
pengetahuan dan keterampilan, dan kualitas kasih sayang terhadap sesama.
Kualitas Keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Jiwa pemuda yang masih labil perlu distabilkan. Mereka
harus menstabilkan diri dengan berusaha meningkatkan kualitas keimanan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Tidak bisa dipungkiri pemuda saat ini lebih senang berhura-hura
daripada duduk khusuk di tempat-tempat ibadah. Dari pagi sampai malam
warung-warung kopi plus wifi di pinggir-pinggir jalan dipenuhi oleh para
pemuda yang menyeruput kopi dan bermain game. Di tempat-tempat
ibadah sepi. Di langgar, musalla, masjid, dan tempat ibadah lainnya hanya
terlihat beberapa orang saja. Itu pun para orang tua yang ingin mengisi sisa
hidupnya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Gejala semacam ini menunjukkan
nilai ibadah sebagai ukuran kualitas keimanan seseorang pada diri pemuda sangat
rendah.
Generasi muda yang hidup di era semacam ini membutuhkan
benteng yang kokoh untuk melindungi keyakinannya. Hal ini dikarenakan berbagai
godaan datang silih berganti tanpa henti. Jika nilai keimanan pemuda terhadap
Tuhan itu rapuh, maka kuguncangan jiwanya yang akan terjadi. Ke mana lagi
pemuda itu apabila mengalami keguncangan jiwa? Banyak dari mereka yang
terjerumus pada kemaksiatan dan kemungkaran. Sebagian lagi ada yang terjerumus
pada obat-obatan terlarang dan narkotika. Yang lebih membahayakan lagi adalah
mereka mudah terpapar paham radikalisme. Paham yang saat ini menjadi musuh
utama bangsa ini selain narkoba dan korupsi.
Oleh sebab itu, kualitas keimanan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa harus ditingkatkan dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika
hal itu bisa dilakukan oleh pemuda, maka jiwanya akan tenteram dan damai.
Keyakinannya akan semakin kokoh sehingga tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang
dapat merugikan pemuda dan bangsa ini.
Kualitas Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan
Persaingan global telah kita rasakan sejak memasuki tahun
2000-an. Negara yang tidak bisa meningkatkan sumber daya manusia warganya akan
tergilas oleh negara-negara lain. Ukuran kualitas nagara bergantung pada
kualitas pemudanya. Jika kualitas pemudanya bagus, maka negara akan stabil.
Demikian juga sebaliknya.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2017
menempati peringkat 111 dunia dengan nilai 4,33. Negara kita kalah bersaing
dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. IPM Indonesia masih berada di bawah
Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Dari data ini
pemuda harus tertantang untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan
keterampilannya.
Ilmu pengetahuan dan keterampilan merupakan bekal utama
bagi pemuda yang hidup di era milenial ini. Mereka harus terus berupaya
meningkatkan sumber daya manusianya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
melalu pendidikan formal dan nonformal. Tanpa bekal tersebut pemuda akan kalah
bersaing dengan pemuda negara lain dalam era persaingan global ini. Mereka
hanya akan menambah daftar pengangguran di negeri ini karena peluang kerjanya
sudah dipenuhi oleh tenaga kerja yang berdaya saing tinggi.
Jadi, pemuda ideal adalah pemuda yang memiliki ilmu
pengetahuan luas dan keterampilan tinggi. Merekalah yang mampu mengarungi
kehidupan di zaman teknologi yang penuh tantangan ini.
Kualitas Kasih dan Sayang terhadap Sesama
Manusia diciptakan Tuhan sebagai khalifah di muka
bumi. Manusia diciptakan Tuhan untuk melindungi bumi dari kerusakan, kepunahan,
dan kehancuran. Antarsesama manusia dan sesama makhluk Tuhan harus terbina
kerukunan dan kesatuan. Rasa saling menghargai, menghormati, dan mencintai
harus tertanam kuat dalam hati sanubari. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah di
muka bumi ini adalah sebagai rahmat, penebar kasih sayang kepada seluruh alam.
Tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antargolongan. Maka pemuda yang
hidup di era milenial ini harus bisa saling menghormati dan menyayangi dengan
sesama manusia.
Ujaran kebencian yang mengarah pada isu SARA pada
akhir-akhir ini hampir saja memorakporandakan bangsa ini. Tindakan atau ucapan
saling menghujat baik secara langsung
maupun tidak langsung telah menciderai rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Untung saja pemerintah yang dibantu aparat keamanan bertindak cepat sehingga
isu SARA tersebut tidak berlangsung lama.
Media sosial sebagai salah satu sarana komunikasi dan
informasi banyak disalahgunakan oleh sebagian pemuda. Media sosial yang
semestinya digunakan untuk meningkatkan rasa kasih-sayang antarsesama telah
bergeser dari fungsinya. Media sosial digunakan sebagai alat propaganda untuk
membenarkan kelompoknya dan menyalahkan kelompok lainnya Media tersebut
digunakan sebagai alat untuk mencerai-beraikan persatuan umat..
Pemuda hendaknya memunyai paradigma yang positif. Cara
pandang dan sikap hidupnya harus berbeda dengan yang lain. Semua ucapan dan tindakannya harus
mengedepankan akhlaqul karimah. Cara berpikirnya harus mengutamakan rasa
kasih dan sayang terhadap sesama. Rasa egonya sebagai pemilik darah muda harus
dibuang jauh-jauh sehingga kebersamaan akan terjalin dengan baik. Oleh karena
itu, pemuda harus memiliki jiwa dan rasa kasih sayang terhadap sesama.
Dengan demikian, pemuda yang ideal adalah pemuda yang
dapat memenuhi harapan bangsa. Pemuda yang memiliki kualitas keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pemuda yang berilmu pengetahuan luas
serta berketerampilan tinggi, serta pemuda yang memiliki rasa kasih dan sayang
terhadap sesama. (*)