Jika Kau Bukan Anak Raja, Juga Bukan Anak Ulama Besar, maka Menulislah

Jumat, 17 Agustus 2012

Bunga Tertutup Ilalang


Bunga Tertutup Ilalang
Cerpen karya Ahmad Zaini*

Ilalang berjajar rapi di tepi telaga. Setiap sore bunganya terumbai-umbai ditiup angin. Daun-daunnya bergesekan seakan mengiris kulit ari dua remaja yang memadu kasih di baliknya.
“Auu…!” teriak gadis saat seekor ulat merayap di belakang daun telinga.
“Kenapa, Say?” tanya Rendi.
“Hih….geli…! Tolong ambilkan Mas…!” pinta gadis itu.
“Tenang! Tenang, Say..!” Rendi perlahan-lahan beraksi. Ibu jarinya berpaut dengan telunjuk untuk  mengenyahkan ulat yang merayap di balik daun telinga kekasihnya.
“Mampus, kau!” ucap Rendi sambil memencet ulat kecil berbulu gatal itu.
“Terima kasih, Mas!” ungkap gadis itu memanja.
Dua sejoli yang sedang dimabuk asmara mulai merasa capek berlama-lama duduk di tepi telaga.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Pengantin Musim Puso


Pengantin Musim Puso
Cerpen karya Ahmad Zaini*

Hamparan sawah tak lagi hijau. Tanaman padi terlihat kekuning-kuningan. Tanah merekah kering tak ada air. Rekah tanahnya sampai bisa dibuat ajang bermain ketam-ketam yang hidup di tengah sawah. Ketam berselimut tanah liat. Kusam tak sempat berenang karena tak ada air untuk menyeka tempurungnya. Binatang berkaki enam dan bersepit dua serta bermata seperti pemancar radar itu pun hanya bisa merayap ke sana kemari kebingungan mencari tempat berendam.
Wajah Waluyo resah. Ia menatap tanaman padinya yang semakin lama semakin layu. Ujung-ujung batangnya mulai menguning. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Waluyo agar tanaman padinya bisa membuahkan bulir padi yang berkualitas. Setiap hari ia menghabiskan waktunya di sawah mengaliri sawah dengan air dari sumur bor. Namun, kini  Waluyo hanya bisa berharap pada hujan karena sumur bor yang berada di pinggir pematang itu  tak lagi mengeluarkan sumber air.
Pemuda bertubuh gelap berdiri tegap di dekat sumur bor. Dahinya berkerut karena khawatir jika tanaman