Puisi-Puisi karya Ahmad Zaini
Bayang Kematian di Lubang Jalan
Saban mendung datang
Hati terasa teriris
Saat gerimis
hati menangis
Hujan datang
jiwaku semakin terguncang
Menatap bayang-bayang darah
Di setiap lubang jalan
Ada ketakutan
Kematian setiap melintas
Jalan berlubang
Di kubang air ada wajah
Anak-anak menangis
Karena orang tuanya
Meregang nyawa
Ada jerit histeris orang tua
Kerna anaknya
Tertelan jalan berlubang
Di setiap jengkal langkah
Tak adakah mereka peduli
Menghapus bayang kematian
Di sepanjang jalan
Sebelum habis air mata
Anak dan orang tua
Wanar, Januari 2023
Hari Berkabut
Iringan pekat mendung
membayang gumpalan duka
menyesak dada
seakan hari berujung di sini
adakah matahari di esok hari
hangatkan gigil tubuh
semalam suntuk
pagi pun berkabut
tak terlihat seraut rupa
merayu bahagia
lara
Wanar, Januari 2023
Rindu Meluka Jiwa
Wajahmu tersimpan di dedaun asam setapak jalan
Merindu sapa sepekan sepi tanpa senyum merekah
Duh, gerangan hati hanyut dalam lamunan mata
Tak bersua sehari saja luka jiwa
Samakah gundah dikau saat sendiri seperti aku
Membayang masa-masa tatkala hati merindu pujaan hati
Dalam hening kurajut cinta serupa surga
Berkenang bunga-bunga asmara
Bahagia
Wanar, Januari 2023
Melukis Cinta
Ada keraguan pada sketsa hati
Remang terpatahkan kata bias
Tak bertaut makna
Segenap jiwa raga
Kuberanikan diri
Melukis wajah berkacamata
Bersanggul cinta
Menggenggam kasih
Rupa yang menggoda
Wanar, Januari 2023
Ahmad Zaini, tinggal di Wanar, Pucuk, Lamongan, Jawa Timur. Beberapa puisi dan cerpennya beredar di berbagai media cetak dan online, serta di beberapa buku antologi puisi dan cerpen baik tunggal maupun komunal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar