Puisi-Puisi karya Ahmad Zaini
Bertamu di Ujung Malam
Di ujung malam
aku bertamu pada-Mu
mohon maaf,
badanku
berdekil
pakaian compang
tanpa sopan
menghadapMu
Jiwaku hilang
melayang
terombang-ambing
di pusaran kehidupan
aku lalai
padaMu
tak pernah
menyebut dan mengingatMu
aku semakin
terbenam dalam lumpur
tertatih lemah
terbenam
kubangan
semakin dalam
buta mata,
tuli telinga
gelap jiwa
sungguh tak
berdaya
lantaran aku jauh
dari-Mu
lama tak
bersimpuh
di bawah
kebesaranMu
sampai butiran
tasbih
rapuh di tiang lapuk
aku sadar
jiwaku rapuh
karena lama berpaling lari dari-Mu
kini aku datang
bertamu
memohon ampunan
dan rahmat-Mu
semoga sudi menerimaku
Wanar, 5
Oktober 2021
Sanjungan pada
Nabi
Shollu alan
nabi Muhammad
Manusia
sempurna yang tak pernah berdosa
senyum wangi
jiwamu kurindu selalu
lembut perilaku
dan kesederhanaan hidumu
selalu
terbayang di tengah persaingan hidupku
Engkau menuntunku
dengan suritauladan sabdamu
bahwa hidup di
dunia tempat menabung pahala
berhamba
padaNya
tapi aku malu
karena bijak nasihatmu
berlalu dari
telinga dan hatiku
Shollu alan
nabi Muhammad
Sanjungku
berharap dirmu
sudi mengakuiku sebagai umatmu
bersalawat dan berkirim
salam padamu
agar muncul setitik
pengakuan sebagai umatmu
betapa rugi dan
celakaa hidup ini
apabila engkau
tak mengenal dan tak mengakui diriku
lantaran hati
dan bibirku kering dari nama dan kemulyaanmu
Shollu alan
nabi Muhammad
Sungguh aku
rindu
Cahayamu yang menuntun
hidupku
ke jalan ridlo-Nya
Wanar, Oktober
2021
Main Rasa
rasa tanpa rasa
tak peduli
jerit derita sesama
rasa tanpa rasa
hidup sendiri
abai lainnya
rasa tanpa rasa
padahal manusia
Wanar, 6
Oktober 2021
Tawa Nista
tawa bukanlah
keperkasaan
melainkan virus
keyakinan
tawa orang
merasa paling utama
memicingkan
mata
merendahkan
lainnya
tawa congkak
merontokkan
kemulyaan
menjerumuskan
manusia
dalam nista
Wanar, Oktober
2021
Potret Negeri
Potret wajah
negeri mengerikan
keanggunan yang
dulu dipuja
perlahan sirna
senyum dan
teduh mata tak lagi mendinginkan
apakah karena
luka
di sekujur
tubuhnya
yang menjadikan
potret negeri tanpa aura
apakah karena
murka melihat warga
yang tak pernah
berhenti berdosa
akan berhenti
ketika belati
menusuk hati
sungguh tatanan
sosial yang brutal
membuat negeri
semakin sial
rindu potret
wajah negeri
anggun dan
memesona
Wanar, 7
Oktober 2021
Lupa Bercinta
bimbang hati
jalani hidup ini
kesibukan dunia
melupakan yang utama
saban hari
wajah serupa matahari
pergi pulang
hanya sinarnya yang menerpa
hingga lupa
yang semestinya
terkadang terjebak
malam gelap semua
pergantian hari
tak pernah berhenti
demikian pula
tugas dan tagihan
datang silih
berganti
ruang di kepala
dipenuhi kata dan angka
sampai lupa cara
bercinta
sungguh
dunia melenakan segala
hingga buta
perjalanan masa
Wanar, 8
Oktober 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar