Betapa tarasa mimpi itu
melekat dalam anganku
senyum tak lelah lalu mendaratkan
kecupan lembut menusuk kalbu
betapa terasa
hingga panggi menjemput
belai kasihmu merayu hati
akar meranggas
tak menyurutkan rasa itu
kokoh menancap di setiap
hembusan napas
akankah bayangan-bayangan mimpi
kelak muncul di siangku
sekilas wajah beku
memandang lalu
menangis tersedu
berderai air mata pilu
24 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar